Outing SPK Anak Muda @ Carita Beach, June, 2012.

Tim Fasilitator SPK Anak Muda - Angkatan 16

Gedung Gereja Christ Cathedral

Tim Fasilitator SPK Anak Muda dan Tim S.M.A.R.T SPK Anak Muda

Champion Gathering SPK angkatan 16 @ Yasmin Hotel. October, 2012.

Tim Fasilitator SPK Anak Muda - Angkatan 16

Selamat Datang Di Web Site SPK Anak Muda GBI Basilea Christ Cathedral ...

Saturday, March 2, 2013

CHRIST IN MY COMMUNITY

- Renungan Sate 4M Bulan Maret 2013 -

“TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.”
(Kejadian 2:15)


Nats di atas berlatar belakang tentang bagaimana Allah setelah menciptakan alam semesta termasuk manusia dan Taman Eden, Ia menempatkan manusia di Taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman tersebut.

Dalam terjemahan bahasa Inggris, nats Kejadian 2:15 ditulis, “And the LORD God took the man, and put him into the garden of Eden to dress it and to keep it.” Dengan kata lain, salah satu tujuan penciptaan manusia adalah untuk memberikan pengaruh bagi lingkungannya.

Suatu ketika John Wesley, tokoh kebangunan rohani di Inggris, berjalan-jalan di desa-desa di Inggris pada pertengahan abad ke delapan belas. Jiwanya tersentuh oleh kemiskinan, kekumuhan dan ketertinggalan kehidupan di desa-desa tersebut. Hingga suatu hari Wesley terbeban untuk membagikan benih bunga kepada ibu-ibu rumah tangga di desa-desa tersebut dan memberikan hadiah besar bagi mereka yang kebunnya paling indah. Dampaknya? Hingga saat ini desa-desa di Inggris memiliki reputasi menjadi desa yang paling indah di seluruh dunia. Hal ini karena ada satu orang yang takut akan Tuhan dengan ide kreatif yang cemerlang berhasil mengubah desa yang kumuh menjadi desa kebanggan negara bahkan dunia.

Bagaimana dengan kita sebagai “garam” dan “terang” dunia (komunitas)? Apakah kita memberi pengaruh bagi komunitas kita? Apakah lingkungan di mana kita berada benar-benar merasakan pentingnya kehadiran kita di tengah-tengah mereka? Kita bisa berdampak bukan hanya melalui hal-hal yang rohani saja, namun hal-hal yang jasmani dapat juga menjadi “jembatan” bagi kita untuk menyatakan kasih Kristus kepada komunitas.

Melalui buku Renungan Harian Saat Teduh 4M (SaTe-4M) bulan Maret 2013 “CHRIST IN MY COMMUNITY”, kita sebagai keluarga besar SPK Anak Muda GBI Basilea (Pelayan - Alumni - Peserta), sebagai anggota suatu komunitas akan belajar untuk melakukan refleksi diri apakah hidup kita sudah berdampak dan mewariskan nilai-nilai Kerajaan Allah dalam komunitas di mana kita berada? Tuhan rindu agar kita tertanam, bertumbuh dan berbuah bagi komunitas.
 
Amin.

Sunday, February 3, 2013

CHRIST IN MY FAMILY

- Renungan Sate 4M Bulan Februari 2013 -
“Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.”
(Amsal 22:6)

 

 
Nats di atas bukan hanya merujuk kepada orangtua secara jasmani saja, tetapi kita semua yang sudah dewasa di dalam Tuhan harus mengabdikan diri untuk memberikan didikan, disiplin dan teladan hidup kepada “anak-anak” (jasmani/rohani) yang dipercayakan kepada kita (Ams.22:15, 13:24, 19:18; 23:13-14; 29:17).
Kata Ibrani untuk “mendidik” berarti “mengabdikan”. Jadi, didikan kita sebagai orangtua bertujuan untuk mengabdikan seseorang atau anak-anak kita untuk melayani Allah dan kehendakNya. Selain itu, dalam bahasa Inggris nats Amsal 22:6 diterjemahkan, “Train up a child in the way he should go: and when he is old, he will not depart from it”. Kata mendidik diterjemahkan sebagai melatih.
 
Hal ini akan tercapai dengan memisahkan mereka dari pengaruh-pengaruh jahat dan dengan mengajar/melatih mereka berperilaku sesuai Firman Tuhan. Akar kata yang sama juga bisa berarti “memberi atau meningkatkan kegemaran akan”, sehingga sebagai orangtua kita harus mendorong anak-anak kita agar mereka dapat mandiri dalam mencari Allah dan dengan demikian dapat menikmati pengalaman-pengalaman rohani yang takkan mereka lupakan serta meraih kemenangan saat menghadapi masalah karena mereka sudah terlatih sejak dari semula.
 
Rasul Petrus secara jelas juga menyinggung tentang prinsip mendidik atau melatih “anak-anak” yang dipercayakan Tuhan kepada kita yang ia gambarkan seperti seorang gembala yang menggembalakan domba-dombanya, “Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri. Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu” (I Petrus 5:2-3).
 
Nats Alkitab di atas (Amsal 22:6; I Petrus 5:2-3) adalah sebuah perintah, bukan usulan/nasehat! Orangtua yang tidak mendidik anak-anak mereka berarti membiarkan mereka menjadi perusak dunia.
 
Melalui buku Renungan Harian Saat Teduh 4M (SaTe-4M) bulan Februari 2013 “CHRIST IN MY FAMILY”, kita sebagai keluarga besar SPK Anak Muda GBI Basilea (Pelayan - Alumni - Peserta) perlu melakukan refleksi diri apakah kita sudah mewariskan nilai-nilai Kerajaan Allah dalam keluarga besar jasmani maupun keluarga besar jasmani kita.
 
TUHAN YESUS rindu agar kita tertanam, bertumbuh dan berbuah di dalam-Nya.
 
Amin.